Investasi Untuk Masa Tua dikehidupan menjelang Senja
Investasi Untuk Masa Tua
Investasi Untuk Masa Tua dengan menabur derma/kebaikan keseluruh sanak keluarga, setiap kehidupan manusia seyogyanya akan menuju masa tua. Inilah yang seringkali menjadi misteri kehidupan, apakah kebahagiaan, kemudahan yang akan di dapati.
Kehidupan yang mudah di lalui di masa tua menjadikan kebahagian tersendiri bagi setiap orang. Hal tersebut akan tercipta jika ada peran keluarga, apakah membahagiakan atau sebaliknya. Hal ini adalah salah satu cara investasi hari tua.
Keluarga yang berperan memudahkan hidup di masa tua.
Yang semestinya harus berperan dengan loyal dalam kehidupan masa tua seseorang adalah keluarga terdekat. Inilah yang sering kali menjadi misteri kemudahan dan sebaliknya di hari tua. Investasi berderma atau menanam kebaikan kepada banyak orang secara umum dan keluarga dekat secara khusus. Siapa sajakah yang di maksud keluarga terdekat tersebut.
Manusia terdiri dari dua jenis yakni, laki-laki dan perempuan. Dari kedua jenis tersebut di atur oleh agama untuk membangun keluarga melalui pernikahan.
Pentingnya Investasi Masa Tua: apakah kemudahan kehidupan di masa tua akan di dapati?
Ya, jika keluarga terdekat itu berperan aktiv secara totalitas melaksanakan perannya masing-masing. Pernikahan yang terlaksana secara umum akan di karunia keterunan/anak.
Maka terjawab, keluarga terdekat yang utama tersebut adalah Anak kandung dan pasangan dari pernikahannya(menantu). Merekalah yang menjadi penentu kemudahan untuk kedua orang tuanya mengarungi masa tua.
Misteri kehidupan seseorang mencakup panjang atau tidak dalam perantauan setiap manusia di alam dunia. Tidak dapat di umpamakan tentang berapa tahun umur yang panjang atau tidak tersebut yang masuk dalam kehidupan masa tua.
Namun, dapat di rasakan setiap orang yang sampai pada tahap masa tua adalah. Kesehatan yang berkurang secara drastis dan membuat tidak dapat menjalani aktivitasnya secara mandiri dan memerlukan orang lain untuk memudahkannya.
Disinilah seharusnya bahkan wajib peran dari keluarga terdekat dalam mengambil perannya masing-masing. Ini yang sering kali yang membuat seseorang sangat menyedihkan melewati masa tuanya. Di karenakan peran keluarga dekatnya hanya separu hati dan terkesan "melupakan jasa kedua orang tuanya". Dengan berbagai permasalahan ataupun "alasan" dalam menjalankannya. Diantaranya!
1) Tidak terciptanya komitmen bersama pasangannya tentang mempermudah masa tua orang tuanya.
Komitmen bersama pasangan sedari awal sungguh harus di sepakati tentang memudahkan orang tua dalam menjalani kehidupannya apalagi menjelang hari tuanya.
Jika komitmen tersebut telah terpatri di dalam hati pasangan/suami istri tersebut maka "alasan" sibuk dengan pekerjaan ataupun karier bukanlah suatu batu sandungan untuk memudahkan orang tua menjalani masa tua.
Karena jika dalam pasangan tersebut hanya salah satu yang memiliki komitmen yang kuat untuk memudahkan orang tuanya di masa tuanya maka, hal tersebuat akan sangat memberatkan salah satunya.
Dan akan menjadi hambar atau payah dan terkesan "sia-sia". Karena jika kalian telah menjadi pasangan yang telah di sahkan oleh agama maka, keluarga dari kedua belah pihak telah menjadi satu, menjadi keluarga dekat. Disinilah kualitas pasangan masing-masing akan terlihat tabiat sebenarnya.
2) Pekerjaan yang di jalani.
Setelah komitmen, pekerjan juga seringkali menjadi "alasan" untuk dapat mengambil perannya dalam hal memudahkan orang tua di masa tuanya.
Pekerjaan meliputi berbagai macam profesi seperti, buruh, petani, usaha dagang, pekerja kantoran ataupun pegawai negeri sipil(pns). Apapun pekerjaan yang dijalani jangan pernah di jadikan "alasan" dalam mengambil peran yang seharusnya.
Percayalah jika kalian dalam saat menjalankan pekerjaan yang memerlukan waktu panjang, sehingga kamu berikrar untuk melakukanya sewaktu lepas dari pekerjaan tersebut maka percayalah sewaktu engkau selesai pada masa itu akan ada lagi "alasan" lainnya yang membuat kamu tidak dapat melakukannya.
Namun jika di dasari atas komitmen yang kuat untuk memudahkan orang tua dalam menjalani masa tua maka, engkau akan mampu membijaksanai diri kalian dalam hal waktu di pekerjaan dan memudahkan orang tua di masa tua. Inilah kaulalitas komitmen dari salah satu atau keduanya dari pasangan itu sendiri. Untuk dapat bersedia ikut andil dalam membersamai memudahkan orang tua di masa tuanya.
Orang tua dari pihak laki-laki mendapati masa tua.
Jika hal tersebut terjadi maka tidak ada "alasan" pasangan dari pihak perempuannya untuk tidak mengambil bagian untuk mempermudah masa tua dari orang tua pasangan laki-lakinya.
Karena sudah sangat dapat di ketahui bersama bahwa, sorga pasangan perempuan terletak pada pasangan laki-lakinya. Dan sorga pasangan laki-laki terletak di kaki orang tuanya.
Namun, hal ini juga haruslah dapat dilakukan dengan sangat arif dan juga bijak, karena sering kali hal tersebut dijadikan pasangan laki-lakinya sebagai batu loncatan untuk menerapkan kehendaknya atau terkesan "egois/otoriterisme" terhadap pasangan perempuannya.
Orang tua dari pihak perempuan mendapati masa tua.
Sama halnya selayaknya, pihak laki-laki juga harus ikut aktiv dengan totalitas membersamai pasangan perempuannya untuk memudahkan orang tuanya dalam menjalani masa tua.
Jikapun pekerjaanmu cukup sibuk dan jadwal kerjamu juga padat, dan pula pekerjaanmu tidaklah menentu dari penghasilannya, kamu juga harus bijak dalam bekerja untuk dapat menghidupi tanggunganmu yakni pasangan perempuan dan anak-anakmu dengan tetap membijaksanai tentang andil masa tua orang tua pasanganmu.
Namun sungguh tidaklah elok jika pekerjaanmu mampu mendapatkan penghasilan yang layak dan juga tetap tapi, hanya ikrar manis yang terucap tanpa bergerak, bertindak dan berbuat untuk memudahkan masa tua orang tua pasangan perempuanmu.
Dan sungguh tidak elok pula jika pasangan lelaki memaksakan terhadap diri dengan acuan riwayat kisah pada zaman nabi seorang pasangan perempuang yang akan di tinggalkan pasangan laki-lakinya untuk pergi berjihad menegakkan islam.
Kemudian pasangan lelakinya berpesan untuk tetap di rumah dan jangan meninggalkan rumah sebelum ia pulang.
Setelah ia pergi, kemudian orang tua si perempuan tersebut sakit dan di kabarkan seseorang kepada si perempuan tersebut. Karena mendapati pesan dari pasangan laki-lakinya untuk tidak meninggalkan rumah sebelum ia pulang, hingga orang tuanya meninggal dunia, si pasangan perempuan tidak bisa mengambil perannya.
Singkat cerita, setelah pasangan tersebut menceritakannya kepada rasullullah SAW dan beliau menerangkan bahwa, hal tersebut bukanlah suatu dosa besar, bahkan si perempuan itu kelak akan di berikan ganjaran kenikmatan(surga).
Ya, kisah itu benar adanya, akan tetapi bukanlah menjadikan hal tersebut untuk membusungkan dada seorang pasangan laki-laki terhadap pasangan perempuannya.
Pasangan laki-laki juga tentu harus mendalami asbabunnujul tentang riwayat tersebut. Bukankah pasangan lelaki dari kisah tersebut telah mencukupi kebutuhan si perempuannya yang menjadi kewajiban pasangan lelakinya sesuai kemampuannya.
Itu juga di karenakan ketidak tahuan pasangan laki-lakinya bahwa akan terjadi sesuatu hal urgen terhadap orang tua perempuannya. Pada masa itu juga, untuk memberi kabar sunggung sangat tidak mungkin atau mustahil. Berbeda halnya pada masa sekarang dengan begitu banyak macam kemudahan terkait penyampaian kabar/pesan.
Investasi yang menguntungkan di masa tua
Berkorban waktu, tenaga, harta/uang untuk memudahkan masa tua orangtu juga termasuk investasi menguntung untuk masa tua.
Kembali kepada kewajiban pasangan laki-laki atau hak perempuannya. Ada berbagai macam kewajiban pasangan laki-laki terhadap pasangan perempuan yang telah di atur di dalam agama. Salah satunya kebutuhan hidup, yang cakupannya cukup luas jika di bahas. Jika kebutuhan tersebut berupa harta/uang maka tentunya akan menyesuaikan pekerjaan atau pun tingkat penghasilan pasangan lelakinya.
Namun sangat tidak di benarkan jika kebutuhan pasangan perempuannya yang seharusnya menjadi kewajiban si lelakinya sampai orang tua pasangan perempuan yang ikut andil mengambil beban tersebut, di karenakan keibaannya terhadap buah hatinya.
Mungkin di benarkan jika pasangan itu mendapati pekerjaan dengan penghasilan tidak menentu ataupun sulit. Namun sangat tidak di benarkan jika pasangan laki-lakinya dengan pekerjaan sebaliknya.
Apa yang kalian pikirkan wahai pasangan laki-laki sehingga terkesan "enggan" untuk dapat ikut andil dalam memudahkan masa tua orang tua pasangan perempuanmu. Apakah kamu enggan kecapian? Sementara kondisimu memungkinkan.
Apakah kamu takut harta atau uangmu berkurang? Sementara pekerjaanmu dengan penghasilan memungkinkan.
Apakah bangunan tempat tinggalmu tidak memungkinkan untuk memudahkan masa tua orang tua pasangan perempuanmu? Sementara bangunan tempat tinggalmu begitu memungkin dengan fasilitas yang cukup layak misalnya. Jangan pernah ada "alasan" apa pun,! Tampakkan kualitas dirimu secara zahir dan bathin.
Benar adanya, kepayahan yang luar biasa itu akan di dapati dalam memudahkan orang tua. Namun jika kualitas diri pasangan kalian yang putih hal tersebut bukanlah suatu masalah.
Jika sudah memiki komitmen akan ada solusi dan juga alternatif untuk meringankannya. Sering kali seorang pasangan (suami istri) di karunia buah hati dengan jumlah yang berbeda-beda.
Ada yang satu, dua, tiga, empat, lima, dan seterusnya. Hal tersebut dapat menjadi alternatif untuk meringankannya. Misalnya membangun kebersamaan dalam memudahkan masa tua orang tua secara bergiliran dengan masa waktu yang di sepakati bersama.
Hal tersebut juga dapat menjauhkan dari zholim terhadap saudara yang satu dengan yang lainnya, dalam hal peran memudahkan orang tua.
Lain lagi: Dalam hal HARTA, yang bernama harta ada berbagai macam seperti, uang, tempat tinggal, aset, dan juga pasangan hidup dll. Apakah harta tersebut dapat memberikan manfaat terhadap topik yang saat ini kamu baca.
Catatan penting: Cobalah untuk merenungkan jasa baik orang tua kalian sebelumnya. Seperti, apakah beliau berperan dalam memudahkan kalian dalam mengarungi rumah tangga. Misalnya merawat istri dan buah hati kalian pasca melahirkan dan sesudahnya. Dan dari segi waktu, tenaga, bahkan harta/uang beliau, yang pada waktu tersebut seharusnya yang berperan adalah kalian pasangan laki-laki. Semoga dapat termotivasi, intropeksi, dan bukan untuk di perdebatkan dari tulisan ini.
Penutup penting: komitmen, kualitas, dari pasangan baik laki atau perempuannya menentukan kemudahan masa tua orang tua dan lebih lagi akan menjadi meringankan dari saudara-saudara yang lainnya tak terkecuali untuk diri dan pasangan kalian. Jangan sampai budi baik tak dapat terbalaskan.
Jika pun sewaktu orang tua kalian belum sampai masa tuanya, kalian belum dapat ikut andil dalam memudahkannya dalam menjalani kehidupan beliau. Di karena kesibukan dari aktivitas, karier, ataupun pekerjaan kalian sehingga, peran tersebut di jalankan oleh sanak saudara kalian yang lainnya. Jika kesempatan itu masih terbuka lebar ambillah peluang tersebut. Jangan pernah takut mengorbankan sebagian waktu, tenaga, tempat tinggal,bahkan harta kalian untuk mengambil peranan tersebut. Sungguh benar, begitu banyak manfaat dalam hal tersebut dan jika "enggan" manfaat mungkin bisa menjadi sebaliknya. Penekanan: Ambillah peran, sebagai sarana investasi untuk memudahkan masa tua orang tua.
Komentar
Posting Komentar